26 Juni 2011

Gloomy Sunday by Rezső Seress (lyric)

Sunday is gloomy, my hours are slumber-less
Dearest the shadows I live with are numberless
Little white flowers will never awaken you
Not where the dark coach of sorrow has taken you
Angels have no thought of ever returning you
Would they be angry if I thought of joining you?

Gloomy Sunday

Gloomy is Sunday, with shadows I spend it all
My heart and I have decided to end it all
Soon there'll be
prayers and candles that are sad I know
Let them not weep let them know that I'm glad to go
Death is no dream for in death I'm caressing you
With the last breath of my soul I'll be blessing you

Gloomy Sunday

Dreaming, I was only dreaming
I wake and I find you asleep in the deep in my heart, here
Darling, I hope that my dream never haunted you
My heart is telling you how much I wanted you

Gloomy Sunday

Review

Teks: Review (Ulasan atau tinjauan)

1. Ciri Umum:
    (a) Tujuan Komunikatif Teks:
         Melakukan kritik terhadap peristiwa atau karya seni untuk pembaca atau pendengar khalayak ramai, misalnya film, pertunjukan, buku, dll.
    (b) Struktur Teks:
         • Pengenalan;(orientation)
         • Evaluasi 1;
         • Evaluasi 2;
         • Tafsir;(Interpretive)
         • Evaluasi 3;
         • Evaluasi 4, dsb. Jika ada;
         • Rangkuman.(Evaluative Summation)
    (c) Ciri Kebahasaan:
         • Terfokus pada partisipan tertentu;
            Menggunakan:
             • adjectives menunjukkan sikap, seperti bad, good;
             • klausa panjang dan kompleks;
             • metafor.


2. Contoh dan Struktur Teks:
    Harry Potter: Order of the Phoenix

Pengenalan / Orientasi
I absolutely love the Harry Potter series, and all of the books will always hold a special place in my heart.

Evaluasi :
I have to say that of all the books, however, this one was not my favorite.

Evaluasi 2 :
When the series began it was as much of a “feel good” experience as a huge mug of hot cocoa. The stories were bright, fast-paced, intriguing, and ultimately satisfying.

Tafsiran (Interpretative recount) :
Order of the Phoenix is a different kind of book. In some instances this works…you feel a whole new level of intensity and excitement by the time you get to the end. I was truly moved by the last page. Other times the book just has a slightly dreary, depressing feel. The galloping pace of the other books has slowed to a trot here, and parts of it do seem long, as if we’re reading all about Harry “just hanging out” instead of having his usual adventures. Reading in detail about Harry cleaning up an old house, for example – housekeeping is still housekeeping, magical or no, and I’m not very interested in doing it or reading about other people doing it.

Rangkuman :
A few other changes in this book – the “real” world comes much more in to play rather than the fantasy universe of the previous books, and Harry has apparently been taken off his meds. I know that he had a lot to be grumpy in this book, especially with being a teenager and all, but the sudden change in his character seemed too drastic. He goes from being a warm-hearted, considerate person to someone who will bite his best friend’s heads off over nothing. It just seemed like it didn’t fit with his character, like he turned into a walking cliché of the “angry teen” overnight.
The “real” story seemed to happen in the last 1/3 of the book, and this part I loved. I actually liked the ending (and yes, I cried!) as sad as it was. It packed a punch and it made me care about the story even more. Still a really good book, with some editing it would have been great.

25 Juni 2011

Didi Kempot ft. Deddy Dores - Untuk Apa Lagi (lyric+mp3)

Siapa yang mau siapa yang ingin
Gagal dalam cinta
Hati jadi luka rindu jadi benci
Semua karna cinta

Manis dibibirmu lembut suaramu
Aku terpedaya
Semua yang kurasa hancur hatiku
Mungkin sudah suratan

Bila kutatap wajahmu yang begitu lugu
Seakan kutak percaya
Sampai hati kau tega melihat kudisini
Berteman sepi
Namun untuk apa kuharapkan dirimu
Batinku makin tersiksa
Walau begitu dalam rasa cinta dihati
Lebih baik sendiri

Senyum kehancuran semua kututupi
Resah hati ini
Biarlah cerita ditelan malam
Hilang terbawa angin

Sayang lihat disini masih ada cinta
Dihatiku
Rindu rindu rindu rindu untukmu
Kau lah segalanya



18 Juni 2011

Lone-titled

The person who tries to keep everyone happy
and
always cares for everyone is
always the most lonely person

5 Etika dasar Journalism

Akhir-akhir ini Jurnalisme berkembang pesat. Cabang-cabang baru ilmu jurnalisme bermunculan. Mulai dari jurnalisme warga, kemudian jurnalisme blog, jurnalisme jejaring sosial dan seterusnya. Sebagian orang mengatakan cabang-cabang baru ini berbeda dengan cabang jurnalisme warga dan jurnalisme mainstream. Memang berbeda. Namun jurnalisme tetaplah jurnalisme. Ada beberapa hal yang menjadi menjadi syarat bahwa suatu tulisan bisa disebut jurnalisme atau bukan.


Ada lima etika dasar yang harus dipenuhi sebuah tulisan agar bisa disebut sebagai produk jurnalistik dikutip dari dupreyethics.blogspot.com :


1. Melaporkan kebenaran, bukan yang lain
     Apa yang akan terjadi jika seorang jurnalis gagal melaporkan kebenaran. Yang terjadi adalah ia akan mempermalukan profesi jurnalisme. Walter Lippmann, seorang pakar jurnalisme pada awal abad 20, mengatakan, “Dalam jurnalisme tak ada hukum yang lebih tinggi dari mengatakan kebenaran dan mempermalukan setan.”
Dalam era digital ini banyak penulis, terutama blogger, yang mempublikasikan tulisan dulu, baru mengecek kebenarannya kemudian. Jika jurnalis melakukannya, ini akan membuat suram masa depan jurnalisme. Sebagai panduan reportase, jurnalis harus memeriksa ulang semua materi yang akan disajikan. Tulisan nama, kutipan langsung wawancara adalah contohnya. Kutipan langsung juga harus disajikan dalam konteks yang utuh, tidak dipotong.
Sebagai tambahan, selalu sediakan kesempatan untuk mendengar pendapat dari ke dua pihak. Dan hindari head line yang menyesatkan. Karena semua pembaca untuk mudahnya hanya membaca head line dan membuat asumsi isi artikel berdasar head line.

2. Bertindak secara independen
    Perilaku jurnalis haruslah independen terhadap loyalitas perusahaan dan aparat pemerintahan. Jurnalis harus ingat bahwa loyalitas pertama mereka adalah terhadap pembaca, bukan pemasang iklan atau politikus narasumber. Jurnalis tak boleh memiliki hubungan yang terlalu nyaman dengan sumbernya karena jika hal ini terjadi jurnalis akan enggan memberitakan hal negatif mengenai narasumber.
Jurnalis juga harus menjadi pengawas pemegang kekuasaan, yang memastikan bahwa penyalahgunaan kekuasaan tak dilakukan. Memang jurnalis harus memiliki hubungan yang baik dengan sumber-sumber berita, terutama sumber berita yang memiliki posisi penting. Jurnalis harus menciptakan keseimbangan, dekat dengan sumber informasi sehingga mendapat informasi yang akurat, sekaligus menjaga jarak sehingga hubungan ini tidak mempengaruhi keputusan mana berita yang akan ditulis dan mana yang tidak.

3. Transparan
    Jurnalis harus mengungkapkan konflik kepentingan yang terjadi, terutama terkait dengan hubungan kekeluargaan. Transparansi menjadi isu besar dalam jurnalisme.
Pelabelan (pemberian keterangan pada identitas penulis/narasumber) tak boleh berhenti hanya pada pembedaan artikel kisah atau iklan. Blogger dan penulis opini harus menyediakan disclaimer (menyangkal berpihak hanya karena ikatan tertentu) sebagai catatan atas pandangan mereka, terutama dalam hal politik. Dengan cara ini maka pembaca tahu apa yang diharapkan akan muncul dan akan tidak sembrono merasanya sebagai sumber yang tak memihak. Jika seorang jurnalis atau blogger mendapat informasi, mereka ingin tahu dari mana asalnya dan bias atau konflik yang terjadi padanya. Oleh karena itu penting memberikan atribut pada sumber informasi. Hal ini tentu tak bisa diberikan pada sumber anonim.


4. Menyeleksi secara sensitif

     Jurnalis harus selektif dan meminimalkan kerugian dalam pemberitaan mengenai tragedi. Ketika mewawancarai janda korban atau keluarga korban, jurnalis harus ramah, gentle dan bersikap pantas diterima. Jurnalis tak boleh terlalu agresif dalam mencari jawaban.
Dalam kasus seperti ini, jurnalis harus membawakan “kudung ketidaktahuan” (veil of ignorance). John Rawl mengatakan, “keadilan akan muncul ketika negosiasi dilakukan tanpa pembedaan sosial.” Seperti ketika Operah Winfrey mewawancarai Vicky Kennedy, janda senator Ted Kennedy, ia harus menempatkan dirinya pada kaki sang janda sebelum melakukan wawancara.

5. Menempatkan Etika melampaui aturan hukum
     Hukum adalah dokumen yang membimbing praktek semua anggota dalam komunitas. Namun tak semuanya harus demikian. Sesuatu yang ilegal tak langsung bermakna tak etis dilakukan. Hukum dan etika adalah dua hal yang berbeda. Misalnya paksaan bagi jurnalis untuk memberikan kesaksian atau menyebutkan nama (untuk narasumber yang minta anonim). Dalam kasus seperti ini wartawan bisa diancam hukuman penjara jika menolaknya.

 Sumber

17 Juni 2011

Bahasa Inggris 'Anu'

Bayangkan bila sedang asyik mengobrol dengan penutur asing bahasa Inggris ngomong ngethuprus. Conversation sudah berjalan mulus dan gayeng; lidah cukup fasih, grammar oke, expresi mantap, tapi, ooops!! tiba-tiba ada kata yang kita nggak tahu Inggrisnya. Dalam bahasa Indonesia, kalau kita secara spontan sedang mencoba mencari kata yang tidak tahu atau malas mengingat-ingat, kita biasa menggunakan 'anu', atau 'itu lo'.
Nah, ternyata dalam bahasa Inggris 'anu', atau 'itu lo' adalah whatchamacallit. Whatchamacallit berasal dari frase ‘what you may call it’ (apa kira-kira namanya ya?). Jadi, misalnya, Anda sedang berada di sebuah toko dan mencari alat penghalus kuku, dan Anda tak tahu namanya dalam bahasa Inggris, maka katakan saja :
Excuse me, I’m looking for errr…whatchamacallit…..something that you use for smoothing your nails?”. Si penjaga toko pasti tahu maksudnya dan bahkan memberi tahu Anda apa itu dalam bahasa Inggris.
Whatchamacallit dan rekan-rekannya di bawah ini, dalam istilah linguistik disebut ‘placeholder name’. Placeholder name untuk laki-laki adalah ‘John Doe’ dan untuk perempuan adalah ‘Jane Doe’. Di Indonesia, John Doe dan Jane Doe jadi ‘Si Polan’. Placeholder name untuk tempat adalah ‘Timbuktu’, yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalah ‘Antah Berantah’

Selain whatchamacallit, 'anu' dalam bahasa Inggris, bisa juga : stuff, gismo, gizmo, gubbins, thingamabob, thingmabob, thingmajig, thingumabob, thingumajig, whatchamacallum, whatsis, widget, doodad, doohickey, doojigger, gimmick.
Anda tinggal pilih salah satu 'anu' yang paling Anda sukai. Tapi asal tahu saja, anu yang paling populer adalah : stuff, whatchamacallit, dan tinghamajig.

Excuse, me. Can I have a bar of whatchamacallit, please?” (Permisi, bisa minta sebungkus permen ‘anu’?)

16 Juni 2011

Jagalah Pasangan Anda Layaknya Ini

Mungkinkah bila sekalian mengalami hal seperti ini dan akan menerima serta akan berkenan menjaganya???

Seekor burung betina terkapar di pelataran dengan kondisi tubuh yang parah.  
 
Pasangan jantannya membawakan makanan kepada sang betina dengan kasih sayang.  
Ketika sang jantan sedang memberi makan kepadanya, tak lama kemudian sang betina mati terkulai. Sang jantan sangat terpukul dan berusaha mengangkatnya.  
Sang jantan akhirnya menyadari bahwa pasangan yang dicintainya telah mati. Ia kemudian “menangis” di hadapan pujaannya yang telah terkapar mati. 
Berdiri di samping tubuh sang betina, sang jantan kemudian “berteriak” dengan suara yang sangat menyedihkan.
Sang jantan memastikan bahwa pasangan yang dicintainya telah meninggalkannya dan tak akan bisa hidup kembali bersamanya. Ia berdiri disamping tubuh sang betina dengan sedih dan duka yang mendalam.
(Photo diambil dari pelataran jalan Ukraina, beberapa orang yang menyaksikan ikut terharu)

Jagalah Pasangan Anda Sebaik Mungkin Sampai Ia Meninggalkanmu Untuk Selamanya.

15 Juni 2011

Evolusi Agama yang Hampir Menjadi Berhala

Wahyu itu sakral, karena itu domain Tuhan ! Tetapi pemahaman kita terhadap wahyu tidaklah sakral, karena itu domain manusia! Semua  gagasan dan kreatifitas yang ada didunia ini selalu bersumber dari dunia itu sendiri, oleh karena itu tidak boleh dikatakan sakral! Hanya Tuhan yang sakral!. Sakralisasi terhadap pemahaman agama adalah bentuk dari “berpartisipasi didalam keTuhanan”. Manusia yang mensosialisasikan serta melembagakan hasrat hasrat subyektifnya cenderung salah dalam menilai kualitas dan validitas amal perbuatannya. Mereka akan terjebak didalam detail detail kehidupan dan tidak pernah mendapatkan keseluruhannya. Akibatnya, akan terjadi parsialisasi terhadap realitas dan fragmentasi terhadap kebenaran. Ujung ujungnya sudah pasti, yaitu berhalaisme dan kembali pada paganisme! Manusia akan menyembah kebenaran kebenaran subyektif mereka masing masing. Inilah yang dinamakan dengan konsep “syirik” didalam Islam, sebuah kejahatan yang paling merusak dan tak termaafkan.
Belajar agama dari “tangan kedua” selalu mengandung resiko, karena tangan tangan inilah yang melempari batu para nabi ketika beliau beliau masih hidup. Pemahaman atas wahyu adalah wilayah ilmu pengetahuan yang bersifat “membumi”, sementara, bisa diverifikasi, dikritik dan diuji secara objektif. Agama itu seperti sungai yang mengalir, yang selalu menampung aliran anak anak sungai yang dilaluinya. Bisa jadi aliran anak sungai yang mencampuri ini menimbulkan polusi, tetapi bisa jadi juga menambah manfaat. Tugas umat beragama adalah terus menerus mencermati ini, agar aliran anak sungai yang menyebabkan polusi menjadi buih serta hilang terbawa arus air, sedangkan yang bermanfaat mengendap menjadi mineral mineral yang dibutuhkan umat manusia.
Kita selalu hidup di hilir sejarah, tentu saja hulu sungai agama airnya lebih jernih, namun waktu tidak bisa diputar mundur. Aliran anak sungai tradisi, kebudayaan, politik dan kekuasaan adalah keniscayaan yang terus menerus dihadapi oleh umat beragama. Semua umat beragama mengakui Keesaan Tuhan, kenapa kita tidak pegangan ini saja ? Faham tauhid juga faham tentang Keesaan Tuhan, tauhid berarti Esa ! Tunggal ! Satu ! Persatuan! Bersatu bukan berarti seragam ! Bersatu berarti berbeda beda namun tidak bertengkar alias perang bin gebuk gebukan!

Kamis Subuh, Bulan Purnama Warna Merah

KOMPAS.com — Pada saat gerhana Bulan total yang terjadi Kamis (16/6/2011) dini hari, Bulan tidak akan hilang dari pandangan. Bahkan, jika cuaca cerah, Bulan akan berwarna merah. Fenomena yang indah untuk dinikmati.
Teorinya, selama gerhana total, Bulan tidak tampak karena sinar matahari, yang diblok Bumi, tidak mencapai Bulan. Kenyataannya, Bulan tetap tampak, tetapi berwarna merah. Itu karena Bulan tetap terkena cahaya Matahari. Cahaya tersebut bukan cahaya langsung, melainkan cahaya yang dipantulkan atmosfer Bumi dan tetap mencapai Bulan.
Debu dan gas pada atmosfer menyaring gelombang warna biru dari sinar Matahari. Cahaya yang lewat hanya berwarna merah. Karena itulah Bulan berwarna merah. "Warna Bulan saat gerhana sangat tergantung pada kondisi atmosfer," kata Ben Burress, astronom dari Chabot Space & Science Center in Oakland, California.
Saturasi warna merah juga tergantung pada ketinggian Bulan. "Saat Bulan lebih rendah, semakin banyak ia terkena cahaya yang dipantulkan atmosfer. Warnanya semakin merah," Burress menjelaskan.
Burress memberikan tips untuk para pengamat, "Menjauh dari kota yang berpolusi cahaya. Cari tempat tanpa pohon atau rumah yang menghalangi pandangan. Selamat menikmati." Dan yang pasti berdoalah agar cuaca cerah sehingga tidak ada awan yang menutupi Bulan.
Gerhana Bulan total dapat diamati dari sebagian besar wilayah Indonesia. Fenomena tersebut akan berlangsung mulai pukul 00.25 WIB dan berakhir pada 05.59 WIB. Gerhana totalnya akan berlangsung pada pukul 02.22 WIB hingga pukul 04.02. (National Geographic Indonesia)

Melawan Arus

Sebelumnya pernah beranggapan bahwa berpikir berbeda dari yang lain itu akan memberikan perubahan yang lebih baik, soalnya berpikir berbeda tentu saja untuk menuju yang lebih baik. Berharap pikiran yang beda itu akan sepenuhnya diterima. Namun belum tentu akan seabsolut yang dibayangkan.
Justru terkucilkan kalau melawan arus, bahasanya termarjinalkan, bila memiliki pemikiran berbeda.
Orang lain mungkin bilang, "Ah, opo sok mbedani," dan mereka-mereka menganggap pembeda adalah pengkhianat.
Apakah selamanya melawan arus pikiran yang ada akan terkucilkan??? Tapi sebenarnya ikuti saja apa yang akan dijalani selama itu lebih baik untuk dirasakan diri sendiri, mungkin dengan begitu mereka akan melihat perkembangan dari pembeda tersebut.

12 Juni 2011

Apa Jenis Kelamin Komputer atau Laptop Anda?

Seperti layaknya manusia yang diciptakan dengan jenis kelamin, komputer juga demikian, mau buktinya?
Begini caranya:

1. Buka Notepad (Start-programs-accesories-notepad)
2. Isikan/ketik code: CreateObject("SAPI.SpVoice").Speak"I Love You"
3. Save file tersebut dengan nama xyz.vbs (Save as, file name: xyz.vbs, save as type: all files, Save)
4. Jalankan/klik dua kali file yang tadi kamu buat
5. Akan terdengar suara pria atau wanita dari komputer atau laptop anda.

Selamat mencoba sobat blogger...

Komputer aku sih cowo sob... bukan berarti maho!
hkhkhkhkhkhkhk...

11 Juni 2011

Kemudahan Teknologi

Zaman sekarang ini bisa dikata zaman teknologi yang maju pesat... Banyak gadget-gadget canggih dan bisa terkoneksi dengan INTERNET. Zaman kini juga bisa disebut zaman internet, karena semua dihubung-hubungkan dengan internet.
Salah satunya ini, blog, mungkin blog bisa dijadikan diary, catatan harian, sumber ilmu dan sbagainya, dan semacamnya. Sekarang banyak teman-teman yang sudah punya blog sendiri, dengan gratis kita mendaftar akun blog jadi mudah kan??? Selama gratis pasti diserbu... Namun dengan mencantumkan domain penyedia blognya. Ada juga yang berbayar, kita bisa membuat domain sendiri.

Ya mungkin itulah secuil atau salah satu kemudahan teknologi.

NII x Nietzche

Ibu Peritiwi berzikir! Sebut Negara 17 kali, Islam 8 kali dan Indonesia 45 kali, terus terusan, terus menerus. Kenapa? NII-gerakan politik yang diproklamasikan 12 Syawal 1368 oleh SM Kartosoewirjo-kembali menjadi gonjang-ganjing politik kebudayaan Indonesia. Sebagai ibu, Pertiwi ogah negara ini cuma makhluk goro-goro. Indonesia itu kudu ajeg, mantep dan top markotop! Harap maklum, seperti ditulis Harry Ecstein ‘In the Science of the state’, 1979. “Dalam dunia modern yang anomik, negara dan idenya merupakan fiksi yang dibutuhkan.
NII diada-adakan, apa harus ada? Saya hanya bisa tertawa. Aneh yang nyeleneh, ketika bumi Tuhan ini dikapling-kapling atas nama nation passion yang diatasnya berkibar logika Negara Islam. Padahal NKRI saja kerap gagal mengaktualisasikan diri menjadi ‘tangan tersembunyi’ penyelamat bangsa. Bahkan, otoritas sentral ini pada dekade Soekarno hingga Suharto, misalnya, menjadi amat superior despostis. Era itu kedaulatan tertinggi hanya ada pada negara. Kekuasaan diposisikan semata-mata sebagai substansi otoritas logika. Tak aneh manakala dalam dialog teologi kultural, Mohammad Roem, Dr. M Amin Rais hingga Nurcholish Madjid menolak adanya NII. “Tidak ada dalam Islam untuk menegakkan negara Islam,”ungkap Amien Rais (Panjimas No.379 Safar 1403 H)
Tak pelak, Negara sekuler lebih memosisikan diri sebagai logika pamayung kedaulatan sekaligus hakim tertinggi terhadap apa yang didiktekan akal, alam dan Tuhan! “Raja juga merupakan otoritas tertinggi menyangkut hukum Tuhan.” tulis Hobbes, Leviathan (1968 :h.369ff). Artinya, negara memosisikan kekuasaan sejenis genita ajaib yang menciptakan ‘hukum-hukumnya’nya sendiri di luar moralitas konvensional dan agama. Negara lahir dan mengalir memetamorforsa secara alamiah. Ia tumbuh dari tatanan sosial. Dan perlu. Soalnya, tanpa otoritas sentral dan otoritas tak tersaingi, masyarakat akan hancur oleh peperangan yang tiada hentinya. Tak aneh, bila pemuja negara model beginian telah mendemistifikasikan negara sekaligus mengingkari adanya legitimasi Tuhan serta ajaran moral.
Ikhwal ini, dinilai para pemuja NII laksana kunci linglung yang mangmung yang cuma melahirkan otoriter absolut. Konon, ketika jaman masih disemangati cahaya reliji yang teduh, tak sedikit masyarakat yang lebih nyaman hidup tanpa negara dibandingkan memasyarakat dalam todongan otoriter penguasa despotis. Ini mirip pemikiran John Locke (1632-1704) “Negara harus dibatasi wilayahnya dan didesak dalam praktiknya agar menjamin kemerdekaan maksimum setiap penduduk.”
Tak jelas apakah tuturan Locke menginspirasi lahirnya pemikiran seputar NII. Yang tercatat sejarah, ternyata kelompok utilitarian abad ke-17 dan 18 seperti John Stuart Mill, misalnya mensakralkan kemerdekaan dan hak-hak asasi manusia sekaligus mensterilkan tangan negara dari darah, tirani dan kebringasan totaliter. Ini didapat bila cahaya imani telah menjadi substasi ruh negara. Negara tidak sekedar suara Tuhan, tetapi Tuhan itu sendiri. Tuhan, sang Jiwa menyatakan diri-Nya dalam sejarah dan negara merupakan tujuan dari sejarah. “Negara itu tercipta dari bentangan jiwa yang mensejarah, “ungkap Georg Wilhelm Friederch Hegel (1967), “Maka negara adalah penjelmaan kehendak Tuhan.”
Suara Hegel di bawah lanskap cahaya reliji itu menjadi suara sejarah yang kerap dijiarahi penghamba politik ketuhanan. Ia memikroskop negara dengan mata batin yang jernih. Fantasia Hegel yang fantastis! Dan sejarah abad ke-18 memberi tempat terhormat buat Hegelian. Terbukti seorang filosuf sekaligus sosiolog Jerman, Max Weber di abad ke-19, misalnya merevitalisasi orasi rasional Hegelian sekaligus mendefinisikan negara lebih signifikan. Definisi negara inilah yang akhirnya melahirkan aliran pluralisme dan Neo-Pluralisme yang mengembalikan teori politik modern ke pangkuan Tuhan.
***
NII tak mustahil cuma karya fiksi ketika luka kultural terselip di lipatan buku sejarah. Adalah satu halaman dari satu buku bernama Indonesia yang sangat luar biasa besar, yang tidak diketahui jumlah halamannya kecuali Allah swt. Maka sangat naïf, ketika tuhan dijerat dan dikibarkan menjadi bendera negara. Terlebih lagi ketika negara berbasis agama itu melintasi aliran sejarah penuh darah.
Emang sich cikal bakal nasionalisme Indonesia bermula dari Nur Islam. Histeria Allah hu Akbar yang dikobarkan para amma-ya’ummu-, sebut saja pembrontakan santri Cerbon tahun 1818 yang kelak menghihami santri-santri Tegalrejo untuk mengadakan pembrontakan 1825-1830 yang lebih dikenal dengan Perang Diponegoro, Haji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin Syariat Islam canangkan kebangkitan nasional yang dikenal dengan gerakan kerso kuwoso mardik, adalah deret ukur kadar kemerdekaan Indonesia.
Indonesia adalah darah syuhada yang mengalir di hamparan sajadah sejarah, yang dalam sujud malamnya tahu betul makna tersembunyi dari firman Allah “Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekan) bayang-bayang; dan kalau dia menghendaki niscaya dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.” (Al Furqan:45-46,)
NII tak mustahil menakwil Indonesia dalam perspektif Firman Allah SWT di atas. Indonesia tidak lebih dari kesementaraan yang tak ajeg. Indonesia adalah Nur, dan Matahari adalah dhiyah. Adalah siluet yang kelak-entah kapan- akan ditarik perlahan-lahan dari garis edarNya.
Tentu itu ijtihad sepihak yang perlu dikaji lebih dalam. Sebab, tiap kali muncul isu NII, selalu saja nalar saya berlari liar menuju tuturan Nietzsche dalam Frochliche Wissenschaft yang hipotesiskan simbolisme orang sinting yang meninting lentera dan berteriak dalam abad-abad gelap: “Apa yang paling suci dan mulia yang pernah dimiliki dunia, kini mengucurkan darah karena pisau kita. Siapa yang harus menghapus darah dari tangan kita ?”

Young Delays His Marriage

KOMPAS.com — Gelandang Aston Villa, Ashley Young, diberitakan media-media Inggris menunda pernikahannya untuk menuntaskan negosiasi transfernya ke Manchester United (MU).
Young seharusnya menikah dengan Nicky Pike pada Sabtu (11/6/2011). Namun, menurut Daily Mail, para tamu undangan sudah diberi kabar untuk mengabaikan undangan, setelah Young menyepakati kontrak personal dengan MU, Jumat (10/6/2011).
Selain itu, dikatakan juga, MU telah membuka pembicaraan transfer dengan gelandang Arsenal, Samir Nasri, yang kontraknya akan habis pada 2012 mendatang.
Negosiasi kontrak baru telah berjalan tetap belum mencapai kesimpulan. Jika kesepakatan tak tercapai, Arsenal disebut akan menjual Nasri pada bursa transfer ini ketimbang mempertahankannya dengan mengambil risiko kehilangan tanpa kompensasi apa pun pada akhir musim depan.

Pembuat Virus Manfaatkan Proses Migrasi IPv6

KOMPAS.com - Uji coba implementasi IPv6 sebagai protokol internet masa depan berlangsung mulus, Rabu (8/6/2011), dalam gerakan bersama yang disebut Hari IPv6 Sedunia. Sejumlah situs yang berpartisipasi menjajal versi yang mendukung trafik IPv6 tidak mengalami gangguan berarti. Namun, antisipasi gangguan yang mungkin dihadapi selama proses migrasi dari protokol internet IPv4 yang dipakai saat ini ke IPv6 masih harus mendapat perhatian.
Hari IPv6 Sedunia yang menguji implemntasi di ratusan situs merupakan langkah penting untuk penerapan secara penuh penggantian protokol tersebut. Namun ketika melakuan transisi menuju standard IP baru tersebut, bakal ada sebuah situasi di mana ancaman-ancaman yang sebelumnya tidak nampak, akan muncul secara perlahan ketika para pembuat malware mengetahui transisi ini dan mulai melakukan adaptasi.
Menurut catatan yang ditulis Cathal Mullaney dari Symantec, dari sudut pandang keamanan, transisi ini memunculkan beberapa potensi masalah baru. Transisi IPv6 misalnya bisa menarik bagi para pembuat malware. Dengan diperkenalkannya IPv6, para penjahat cyber akan melakukan pemindaian alamat IPv6 untuk mengetahui kelemahan jaringan atau menemukan cara penyerangan yang dapat dilakukan.
Perusahaan anti-virus dan administrator sistem/jaringan harus memahami potensi ancaman tersebut dan melakukan tindakan antisipasi. Sepeti biasanya, Symantec merekomendasikan agar definisi, signature, dan aturan firewall di jaringan agar diperbarui untuk menjamin terlindungi dari ancaman-ancaman baru.
IPv6 merupakan protokol internet baru yang dikembangkan untuk mengantisipasi protokol IPv4 yang sebentar lagi penuh. Sistem Internet Protocol (IP) Address adalah sistem pengalamatan jaringan yang merupakan bagian paling penting dari sebuah proses akses informasi dan komunikasi. Sejak 1983 hingga saat ini sistem pengalamatan yang umum dipergunakan adalah IPv4 dengan kapasitas alamat sebesar kurang lebih 4,2 miliar.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA), sebuah lembaga resmi internasional pengelola alamat IP merilis data bahwa jumlah alamat tersisa dari IPv4 saat ini kurang lebih hanya tersisa 10 persen dari kapasitas awal atau sekitar 400 juta alamat saja. Jumlah ini tidak memadai untuk mengantisipasi perkembangan pengguna internet saat ini yang amat luar biasa ditambah lagi dengan adanya perkembangan teknologi telekomunikasi masa datang yang berbasis IP. Sementara IPv6 menyediakan alamat internet miliaran kali jauh lebih besar.

7 Juni 2011

Tuhan Semua Manusia Sama

Manusia yang memiliki keyakinan, dipastikan memiliki tata cara beribadah. Manusia Islam diwajibkan shalat lima kali sehari, atau Kristen, wajib beribadah di hari minggu, Budha atau Hindu juga memiliki tata cara beribadah. Yahudi, konfusian, Tao atau keyakinan apa saja, di mana saja dan kapan saja pasti memiliki tata cara, ritual dan sejenisnya untuk mencapai kekuatan. Mereka sangat yakin, kekuatan itu dapat memberi kedamaian, kesejahteraan, kebaikan, kesuksesan dan nilai-nilai tertinggi lainnya.
Tata cara, ritual, metode, adalah alat/sarana untuk menghantarkan kita kepada tujuan mencapai nilai-nilai tertinggi untuk kedamaian, kesejahteraan, kebaikan, kesuksesan, kesucian, kekuasaan, keindahan, kebijaksanaan, keadilan dan lainnya. Manusia dituntut mentaati tata cara untuk mendapatkan kualitas terbaik dalam menjalankan tata cara tersebut.

Setiap tata cara dilegalkan dalam petunjuk tertulis, kita sebut kitab suci. Dalam agama samawi (Islam, Kristen/Nasrani, Yahudi), diyakini ada sosok manusia telah menerima nilai-nilai tertinggi kemudian atas petunjuknya didokumentasikan menjadi kitab suci. Kitab itu sangat suci, sehingga diyakini sungguh memberi petunjuk atas keselamatan.
Quran, Injil dan Taurat dijadikan rujukan dalam menjalankan kehidupan kemanusiaan, disamping kitab-kitab lainnya. Muhammad, Yesus dan Moses dijadikan panutan pemeluknya. Muhammad, Yesus dan Moses diyakini telah menjalani misi ketuhanan, menerima bahasa tuhan untuk menyelamatkan manusia.
Pemimpin spritual Tibet Dalai Lama misalnya, diyakini penganutnya sebagai inkarnasi (tulku) Buddha of Compassion. Begitupun dengan 13 pemimpin spiritual sebelum Dalai Lama (Tenzin Gyatzo). Dalam ajaran agama Buddha, seorang Bodhisattva (bahasa Sanskerta) atau Bodhisatta (bahasa Pali) atau Photishat (bahasa Thai) adalah makhluk yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan makhluk semesta. Ajaran yang menganjurkan pemeluknya menuju nirwana, penuh kedamaian, kesejahteraan, kebaikan.

Apapun keyakinan dengan tata cara memahami nilai-nilai tertinggi, maka itu dari manusia menggunakan tata cara mempertautkan nilai-nilai tertinggi dengan sisi kemanusiannya. Keyakinan dan tata cara tersebut kemudian diberi nama, terlembaga dalam jamaah/umat dan pemeluknya. Bukan hanya Islam, Kristen/Nasrani dan Yahudi. Semua keyakinan, dimanapun-kapanpun pasti memiliki tata cara untuk mencapai nilai-nilai tertinggi.

Setelah sampai di sini, ada pertanyaan menggelitik. Apa itu Tuhan? Mungkinkah Tuhan manusia itu sebanyak ribuan bahkan jutaan keyakinan di bumi ini. Tidak masuk akal, ada banyak Tuhan di bumi ini. Andaikata Tuhan itu tidak banyak, tetapi faktanya ada ribuan bahkan jutaan keyakinan di bumi. Agama B dengan kitab sucinya, agama A dengan kitab sucinya. Agama ini dengan Tuhannya, agama itu dengan Tuhannya.
Maka tidak ada jalan lain. Harus ada dialog antar keyakinan untuk mengetahui bagaimana masing-masing meyakini dan memahami Tuhan mereka. Apa tata cara untuk menghadirkan Tuhannya sehingga kehadiran Tuhannya dapat memberi kedamaian, kesejahteraan, kebaikan.
Keterbukaan itu dimaksudkan bukan untuk menyatukan agama maupun keyakinan di bumi ini menjadi satu. Tidak demikian. Keterbukaan itu untuk membuka penghalang/sel, bahwa tata cara kita berbeda tetapi tujuan kita sama. Manusia terkotak-kotak dalam agama dan keyakinan, tujuannya sama, menyembah kepada nilai-nilai tertinggi, diyakini, dapat memberi kedamaian, kesejahteraan, kebaikan.

Tata cara menuju nilai-nilai tertinggi itu berbeda. Cara berfikir dan memahami kedamaian, kesejahteraan, kebaikan berbeda. Tetapi tujuan kita 100 persen sama, yaitu damai-sejahtera-baik. Nilai-nilai itu bagian dari Tuhan, yang memiliki manusia dan segala keyakinannya.
Jangan tinggalkan agama dan keyakinan kita, tetapi temukan nilai-nilai tertinggi dalam Islam, Kristen dan Yahudi atau keyakinan lainnya. Sebab manusia akan menyatu dalam nilai-nilai tertinggi tersebut. Manusia berbeda pada metode, tetapi menyatu pada inti/substansi keyakinan yaitu Tuhan itu sendiri.
Bodoh sekali manusia membunuh hanya karena tata cara beribadah berbeda-beda. Padahal tujuan kita sama. apakah kedamaian, kesejahteraan, kebaikan itu milik satu keyakinan saja. kalau tidak, berarti Tuhan manusia sama dan hanya satu.


Sumber

Manusia Hebat Pasti Berpikir Universal

Ada penggalan kalimat menyatakan : “Pemimpin besar adalah pemimpin – pemimpin berfikiran universal, ide besar adalah ide-ide berradius universal, agama besar adalah agama-agama yang sarat nilai-nilai universal.”

Benar juga. Bila bercita – cita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, maka harus memberi manfaat kepada minimal orang-orang dekat. Semakin banyak melebarkan manfaat kepada orang lain, maka, semakin dekat menuju cita-cita untuk bermanfaat bagi orang lain.
Seseorang bercita-cita menjadi presiden di Indonesia, harus berkeinginan dipilih seluruh rakyat di seluruh provinsi. Atau paling tidak 50 persen dari jumlah pemilih harus memilihnya, maka jadilah orang itu presiden.

Seorang Muhammad SAW dipastikan berpikir dan bertindak universal. Umat diwajibkan berpikir dan bertindak bersama-sama, seragam, seide, sekiblat, sebahasa. Kewajiban Ibadah dijalankan dengan aturan waktu universal oleh seluruh umat dari berbagai suku bangsa di dunia. Semakin banyak umat manusia yang mengikuti , semakin sukses Muhammad SAW mengemban misi ilahiah di bumi.

Begitupun dengan manusia hebat lainnya. Siapa saja, dimana saja dan kapan saja, manusia itu berpikir universal maka efeknya juga akan berpengaruh kepada tindakannya, dipastikan menjadi universal. Bukan hanya Muhammad, nabi-nabi sebelumnya juga berpikir universal untuk mengabarkan gagasan universal ke-Tuhanan.

Para filosof semakin dipuja apabila pikiran-pikiran yang disampaikan diterima oleh manusia dari generasi ke generasi. Phitagoras, Sokrates, Plato, Aristotles hingga kini masih terus dan akan terus dikenal sebab mereka menyampaikan ide-ide universal sehingga apa yang disampaikan tidak basi termakan zaman.
Imanuel Kant, Hegel, Marx, Jean Jacques Rousseau, Rene Descartes, John Locke dan tokoh – tokoh yang menyebarkan gagasannya, kemudian diterima dari massa ke massa, maka dipastikan apa yang disampaikan syarat dengan muatan kebenaran. Dan ketika muatan kebenaran itu memiliki radius yang panjang, bahkan sepanjang massa, maka itulah gagasan universal.

Pemimpin besar adalah pemimpin yang pasti berpikir universal. Ingin menjadi orang hebat, maka berfikirlah universal, sebab semua orang hebat selalu berpikir dan bertindak universal.

3 Juni 2011

Tuhan yang Bicara

Mungkin kalau Tuhan bisa bicara langsung kepadaku aku pasti akan takut. Karena tiba-tiba muncul dihadapanku sosok yang tak ku ketahui. Kemudian aku akan kabur, lari terbirit-birit.
Oleh karena itu Tuhan belum mau menampakkan diriNya. Tuhan akan menampakkan dirinya melalui sesuatu entah itu nyata, bisa kita rasakan ataupun tidak, bisa juga tidak nyata, dalam mimpi, misalnya. Bisa saja sosok Tuhan ada dalam diri masing-masing, koq bisa??? Begini, Sifat Tuhan yang pemaaf, pasti setiap orang punya sifat itu kan? Sifat Tuhan yang murka, siapa yang tidak murka kalau sudah merasa muak dengan keadaan yang tidak diharapkan. Syekh Siti Jenar memiliki paham Manunggaling Kawula Gusti, yaitu sifat Tuhan ada dalam diri manusia.

Mengenai Tuhan bicara, kalau saja aku bisa mendengar pasti rasanya seperti bergetar, darimana suara itu datang, dan bertanya-tanya "siapa itu?". Tetapi menurutku Tuhan akan menunjukkan hal-hal yang terjadi pada diri masing-masing cara bicaraNya seperti itu. Bersyukur aku masih memiliki orang tua untuk kusayangi dan orang tuaku lebih dan sangat sayang padaku, sebab kalau aku juga punya pasangan aku akan berbagi rasa sayang. Jadi Tuhan belum memberiku pasangan karena dia mungkin bicara "Sayangilah orangtuamu dulu, nak.. karena beliaulah yang merawatmu, membimbingmu dan membesarkanmu, kelak kamu juga akan seperti beliau, kemudian kau akan kuberi pasangan dan sayangilah ia karena ia juga akan merawatmu dan menjagamu begitu juga sebaliknya... Lalu besarkanlah dan bimbinglah anakmu kelak."

Terima kasih Tuhan...

Sesuatu

Sesuatu yang datang tanpa duga
Sesuatu itu selalu mengikut
Itupun tak pernah berlalu
Itupun selalu ada

Sesuatu yang datang tiba-tiba
Sesuatu yang selalu terkias
Itupun kadang tak bermakna
Bisa bermakna namun sulit dicerna

Mereka ada yang senang kala datang
Adapula yang menatap tepi
Tak sedikit yang pelan dari belakang
Rasa pedih karna merasa dilukai

Namun sesuatu itu akan ada
Ada dalam abadi
Entah kapan datang, singgah
Tetap percaya bahwa semua abadi, nanti...

2 Juni 2011

Akhirnya Blog Dibuat

Awalnya sama skali ngga tertarik blogging, mengapa??? pasti muncul pertanyaan sperti itu, Karena untuk mengisi blog itu biasanya berisi cerita-cerita entah itu bohong atau fakta padahal tidak bisa bercerita, tetapi stelah observasi dan mengamati blog-blog yang sudah beredar di mana-mana ternyata tidak. blog itu boleh diisi apa saja yang dikehendaki.

Bagaimanapun juga tetap tidak bisa bercerita dari bikin opening, body, hingga closing, walaupun itu cuma artikel yang, ah... orang bilang pada bingung. Apakah juga terpikir blog ini dibuat untuk ikut-ikutan siapa, ikut-ikutan seseorang, biar dibilang ngga gaptek, biar ngga dibilang "ah, ga gaul lo..", apa sudah gila kalau blog seperti ini digunakan untuk gaul-gaul'an??? Kalau dibilang gaul ni ya... kalau kalian sudah gaul apakah berani untuk digauli??? Teringat ungkapan anak-anak Sekolah Menengah dan sederajat pada tahun 90'an lah "Katanya gaul??? digauli koq nangis???" Bagaimana dengan zaman sekarang???

Lho, ini bercerita atau bertanya sih??? Kalau bercerita koq banyak tanya???
Kan sudah dibilang kalau ngga bisa bercerita mengapa masih tanya???

Dan pada akhirnya blog ini dibuat untuk... ya sekedar menulis suasana hati yang dinamis, miris, sampai meringis, tapi kalu mau menangis ya silakan menangis ngga ada yang melarang orang menangis, siapa tahu air mata bisa jadi mata air.