3 Juli 2011

Mall Terror

Pembangunan mall akhir-akhir ini semakin meningkat, seiring pertumbuhan pembangunan di kota Solo, ada dampak positif tapi lebih banyak negatifnya dari pertumbuhan mall tersebut. Sudah ada dua bangunan megah bertingkat malah mau ditambah lagi.

Banyaknya mall akan juga melahirkan jurang perbedaan yang tinggi antara si kaya dan si miskin. Sehingga si miskin makin tidak akan merasa nyaman. Selain itu dampak lain pembangunan mall adalah warga akan semakin sulit mendapatkan ruang terbuka, seperti daerah resapan air atau taman sehingga pada gilirannya akan menyebabkan banjir. Bahkan tempat bersejarah pun justru akan dijadikan mall, bukannya malah diuri-uri.

Dampak sosial dari pembangunan mall adalah warga akan terbius menjadi warga yang konsumtif dan menghabiskan waktunya di mall, kalau sang warga punya kemampuan finansial yang baik untuk belanja di mall mungkin tidak terlalu masalah, akan tetapi jika sang warga tak punya uang yang cukup, maka yang akan terjadi adalah angka kriminalitas yang akan semakin tinggi. seperti pencopetan, penjambretan, perampokan dan lain-lain. Selain itu mereka akan terpaksa menuruti hal-hal yang berkaitan dengan kemewahan. Kesenjangan sosial semakin tampak mencolok dengan kementerengan orang-orang kaya, atau malah keterpaksaan orang-orang menjadi sok kaya.

Dalam konsep teori pembangunan perkotaan, yang seharusnya menjadi tempat berkumpul warga kota adalah taman atau area terbuka, namun karena keterbatasan dana dari pemerintah daerah untuk membangun taman baru dan perawatan taman yang telah ada maka mereka sulit mendapatkan taman atau lahan yang enak dikunjungi. Warga kota merasakan taman yang tidak terawat, kotor, kumuh. Ada hal menarik di balik pertumbuhan mall yang meningkat yaitu karena warga kota kehilangan tempat untuk sekedar berkumpul maka mall jadi satu-satunya tempat untuk ajang berkumpul dan interaksi antar warga kota. Namun seiring waktu pemerintah kota telah menata kembali taman-taman yang ada sehingga kesan tidak terawat ditekan agar menjadi terawat.

Satu lagi dampak negatif dari pertumbuhan mall adalah tersingkirnya pamor pasar tradisional yang pada gilirannya mematikan aktifitas pedagang tradisional pribumi yang memanfaatkan hasil bumi lokal. Jumlah pedagang tradisional semakin hari semakin berkurang akibat kalah bersaing dengan pasar modern yang memberi kenyamanan yang lebih. Perkembangan jumlah mall yang tak terkendali menyebabkan penurunan jumlah pasar tradisional. Perbandingan setiap satu mall berdiri maka 100 pedagang dan warung akan gulung tikar.

Disamping itu alasan masyarakat enggan untuk ke pasar tradisional adalah karena kondisi pasar tradisional yang tidak nyaman, kotor, tidak bersih, apalagi aroma tak sedap yang menyebabkan orang lebih memilih ke supermarket atau mall yang dari sisi kenyamanan jelas lebih baik. Satu lagi dampak pembangunan mall adalah kemacetan yang yang akan melanda jalan-jalan sekitar tempat mall berada. Yang pada gilirannya membuat stag beberapa ruas jalan sebab bila lahan parkir satu basement dalam mall atau lahan parkir di atas mall penuh maka ruas jalan kan berubah jadi lahan parkir.

This is effect of mall terror, support traditional market!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar