15 Juni 2011

Evolusi Agama yang Hampir Menjadi Berhala

Wahyu itu sakral, karena itu domain Tuhan ! Tetapi pemahaman kita terhadap wahyu tidaklah sakral, karena itu domain manusia! Semua  gagasan dan kreatifitas yang ada didunia ini selalu bersumber dari dunia itu sendiri, oleh karena itu tidak boleh dikatakan sakral! Hanya Tuhan yang sakral!. Sakralisasi terhadap pemahaman agama adalah bentuk dari “berpartisipasi didalam keTuhanan”. Manusia yang mensosialisasikan serta melembagakan hasrat hasrat subyektifnya cenderung salah dalam menilai kualitas dan validitas amal perbuatannya. Mereka akan terjebak didalam detail detail kehidupan dan tidak pernah mendapatkan keseluruhannya. Akibatnya, akan terjadi parsialisasi terhadap realitas dan fragmentasi terhadap kebenaran. Ujung ujungnya sudah pasti, yaitu berhalaisme dan kembali pada paganisme! Manusia akan menyembah kebenaran kebenaran subyektif mereka masing masing. Inilah yang dinamakan dengan konsep “syirik” didalam Islam, sebuah kejahatan yang paling merusak dan tak termaafkan.
Belajar agama dari “tangan kedua” selalu mengandung resiko, karena tangan tangan inilah yang melempari batu para nabi ketika beliau beliau masih hidup. Pemahaman atas wahyu adalah wilayah ilmu pengetahuan yang bersifat “membumi”, sementara, bisa diverifikasi, dikritik dan diuji secara objektif. Agama itu seperti sungai yang mengalir, yang selalu menampung aliran anak anak sungai yang dilaluinya. Bisa jadi aliran anak sungai yang mencampuri ini menimbulkan polusi, tetapi bisa jadi juga menambah manfaat. Tugas umat beragama adalah terus menerus mencermati ini, agar aliran anak sungai yang menyebabkan polusi menjadi buih serta hilang terbawa arus air, sedangkan yang bermanfaat mengendap menjadi mineral mineral yang dibutuhkan umat manusia.
Kita selalu hidup di hilir sejarah, tentu saja hulu sungai agama airnya lebih jernih, namun waktu tidak bisa diputar mundur. Aliran anak sungai tradisi, kebudayaan, politik dan kekuasaan adalah keniscayaan yang terus menerus dihadapi oleh umat beragama. Semua umat beragama mengakui Keesaan Tuhan, kenapa kita tidak pegangan ini saja ? Faham tauhid juga faham tentang Keesaan Tuhan, tauhid berarti Esa ! Tunggal ! Satu ! Persatuan! Bersatu bukan berarti seragam ! Bersatu berarti berbeda beda namun tidak bertengkar alias perang bin gebuk gebukan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar